ANALISIS FACE FAUX FRECKLES DALAM ARUS BUDAYA POPULER DENGAN PENDEKATAN CULTURAL STUDIES

Wahyu Cahyadi Cahyadi, Muhamad Adji

Abstract


Artikel ini membahas mengenai tren face faux freckles dalam kajian pendekatan cultural studies yang mencakup politik identitas, rasisme, serta cultural appropriation. Adapun teori-teori yang digunakan pada artikel ini meliputi teori yang dikemukakan oleh Kemala (1989) mengenai politik identitas berdasarkan kesukuan, serta Bell Hooks (1992) mengenai rasisme dan cultural appropriation. Metode yang digunakan pada penulisan artikel ini dengan pendekatan analisis deskriptif kualitatif dengan didukung oleh referensi baik buku, jurnal maupun media massa. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan berkembangnya tren freckles di masyarakat, mengindikasikan adanya politik identitas dan rasisme bagi penderita freckles khususnya orang-orang ras Kaukasia, dimana sebelumnya freckles ini dianggap sesuatu yang kotor, perlu ditutupi, dan diobati namun dengan adanya tren ini freckles menjadi sesuatu yang perlu dibanggakan. Selain itu dengan berkembangnya tren freckles ini timbul masalah cultural appropriation dimana penggunaan atribut dari budaya kelompok minoritas tidak bisa digunakan secara sembarang sebab memiliki maksud dan arti dari budaya tersebut yang tidak bisa dikenakan oleh orang selain dari budaya itu sendiri seperti freckles ini yang merupakan ciri dari orang-orang ras Kaukasia atau berkulit putih yang dimana kulitnya sangat sensitif terhadap paparan sinar matahari atau dapat dikatakan adanya kelainan pada kulitnya.


Full Text:

PDF (20-29)

References


Abdillah, Ubed. 2002. Politik Identitas Etnis: Pergulatan Tanda-Tanda Identitas. Magelang : Indonesatera.

Adji, Muhamad. (2019). “Budaya Populer sebagai Kekuatan Produktifâ€. Jurnal Sosioteknologi Institut Teknologi Bandung Vol.18 No.1.

Haboddin, Muhtar. (2012). “Menguatnya Politik Identitas di Ranah Lokalâ€. Jurnal Studi Pemerintahan Vol.3 No.1.

Hooks, Bell. (1992). Eating The Other : Desire and Resistance. New York: Routledge.

Kemala Chandakirana. 1989. “Geertz dan Masalah Kesukuanâ€. Jakarta. Prisma No. 2/1989.

Moleong Lexy J. 2004, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya.

https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-identitas-budaya/10763, diakses pada tanggal 20 Mei 2019

http://www.wanitaindonesia.co.id/index.php?view=viewarticle&id=16110183, diakses pada tanggal 22 Mei 2019

https://journal.sociolla.com/beauty/5-fakta-tentang-freckles/ diakses pada tanggal 20 Mei 2019

https://tirto.id/freckles-dulu-ditutupi-sekarang-malah-dicari-cPQT, diakses pada tanggal 23 Mei 2019

https://kumparan.com/@kumparanstyle/vlogger-kecantikan-indonesia-yang-turut-ramaikan-tren-fauxfreckles, diakses pada tanggal 20 Mei 2019

http://dosensosiologi.com/pengertian-rasisme/, diakses pada tanggal 23 Mei 2019

http://digilib.unila.ac.id/2203/9/BAB%20II.pdf, diakses pada tanggal 23 Mei 2019




DOI: http://dx.doi.org/10.31949/diglosia.v3i2.1385

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


INDEXED BY:

     

RECOMMENDATION FOR CITATION:

 

SIMILARITY CHECK:

Penerbit:

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Universitas Majalengka


Lisensi Creative Commons
DIGLOSIA: Jurnal Pendidikan, Kebahasaan, dan Kesusastraan Indonesia is licensed under a Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional.